Akhir-akhir ini, tern komunikasi grafis menggunakan tracing
foto mulai meningkat. Tidak hanya dunia grafis cetak yang memanfaatkan
tren ini, untuk menciptakan desain yang indah pada iklan-iklan mereka di
media massa cetak atau billboard. Dunia perfilman pun sudah melirik
tren ini, untuk menciptakan film yang berada dalam zona antara virtual
dan realitas.
Tracing, berawal dari kata trace, yang bermaksud menelusuri atau
penelusuran. Dalam grafis, tracing bermakna menggambar ulang dengan
memakai acuan/patrun. Bila disederhanakan berarti menjiplak gambar,
adapula yang mendefinisikan tracing sebagai proses perubahan format
gambar dari bitmap menjadi vector biasa. Tracing ini bisa dilakukan
dengan beberapa aplikasi. Misalnya, Adobe Illustrator, Macromedia
Freehand, Corel Draw, Zara X ataupun software khusus tracing seperti
Corel Trace dan bahkan Adobe Illustrator keluaran CS versi 1 ke atas
sudah menanamkan tool live trace di programnya yang mampu mengkonvert
gambar menjadi vector dalam hitungan detik. Dalam terminologi komputer
grafis, vector adalah sekumpulan objek dalam garis atau bentuk tertentu
yang dapat didefinisikan secara matematis, diisi warna, dan memiliki
resolusi bebas. Karena itu, vector bisa diperbesar dalam ukuran berapa
pun tanpa kehilangan resolusinya. Jenis vector data antara lain AI
(Adobe Illustrator, FH (Macromedia Freehand), CDR (Corel Draw), WMF
(Windows Meta File), EPS (Encapsulated PostScript), CGM (Computer
Graphic Metafile), dan lain sebagainya.
Berbicara tracing, bukan pada tempatnya bila kita membahas tracing
dalam konotasi sempit sebagai plagiat atau menjiplak mentah-mentah.Tak
patut juga kita membahas apakah tracing termasuk dalam seni murni atau
seni terpakai.
Tracing adalah teknik penggambaran cepat, baik secara manual atau
digital. Tracing adalah jawaban untuk tuntutan proses produksi yang
berpacu dengan waktu.
Tanpa tracing, barangkali tak akan ada printing tekstil, screen printing, atau air brush style sekalipun.
Proses pecah warna pada printing tekstil butuh tracing, menggambar
motif pada kain batik butuh kemampuan tracing, sampai untuk masking
airbrush sekalipun dibutuhkan kemampuan tracing.
Dari keterangan singkat ini bisa kita simpulkan, pengertian tracing
tidaklah sesempit arti menjiplak seperti yang kita bayangkan.
Teknik Tracing dan Penerapannya
Manual Tracing.
Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sering mendapat pelajaran
peta buta. Guru memberi saya tugas untuk menjiplak gambar peta dari
atlas. Untuk memudahkan menggambar peta, guru saya menyarankan untuk
mengeblat/ menjiplak ulang dengan cara meletakkan kertas roti di atas
gambar peta.
Dari beberapa artikel yang saya baca dan gambaran di atas, dulu tracing
memang dilakukan dengan meletakkan gambar asli dibawah kertas kalkir,
lembaran acetate, mika susu/kodaktris, boleh kertas doorslag, atau
kertas roti. Lalu kita menggambar menggunakan tinta cina, rapido, atau
tinta afdek yang pekat. Proses manual ini banyak kita lakukan pada
proses pecah warna untuk film sablon juga untuk printing tekstil. Studio
animasi tradisional saat itu juga menggunakan cara ini untuk
memindahkan gambar kunci dan inbetween animator ke lembar shell acetate.
Pekerjaan ini ditangani oleh ahli khusus yang disebut clean up
animator. Kadangkala, tracing dilakukan dengan bantuan proyektor. Banyak
dijumpai pada teknik menggambar masking untuk airbrush, dari yang
ukuran kecil hingga ukuran billboard.
Digital Tracing.
Tracing digital saat ini banyak kita kerjakan dengan bantuan
computer.Gambar asli di-scan, lalu dijiplak lewat bantuan piranti lunak
semacam Adobe Illustrator, Adobe Freehand, Adobe Photoshop, Coreldraw
atau Corel Painter. Bisa dengan bantuan mouse saja, atau kalau punya
uang bisa memakai graphic tablet, yakni pena stylus dengan digitizer
pad, semacam Genius atau Wacom. Produk yang dihasilkan adalah illustrasi
vector, untuk menutupi kebutuhan illustrasi yang akan dipakai pada
desain-desain poster, iklan-iklan koran bahkan web dan film-film kartun.
Bila kita melakukan tracing digital dengan menggunakan aplikasi
berbasis vector semacam Freehand, Illustrator dan Corel kita sebut
tracing vector.File yang dihasilkan cenderung kecil dan scalable.Banyak
dipakai untuk tracing logo dan bentuk graphic –untuk keperluan
infographic—lain semacam peta atau bagan, juga huruf yang tak terdapat
pada library font.
Bila diterapkan pada penggarapan illustrasi, hasilnya “cartoon like”
diluar natural, gaya ini digandrungi belakangan ini seiring dengan
murahnya harga perangkat Komputer dan Graphic Tablet
Tracing yang dilakukan dengan bantuan aplikasi berbasis bitmap
semacam Photoshop, photopaint atau Painter, kita sebut tracing bitmap.
Tracing bitmap lebih banyak dikerjakan dibidang screen printing dan
tekstil printing, karena simulasi warna overprint dapat langsung
terlihat.File yang dihasilkan cenderung lebih berat, tidak scalable,
jadi kita harus bekerja pada proporsi 1:1, tapi untuk urusan gradasi dan
effect, bitmap ini lebih smooth.
Bila diterapkan pada illustrasi lebih bagus dibandung tracing vector,
arahnya lebih mudah dibawa kemana-mana, mau gaya natural okey, airbrush
looking boleh, sampai gaya kartun juga bisa.
Disamping tracing yang masih menggunakan kekuatan otak dan tangan,
sebenarnya ada aplikasi yang dapat melakukan tracing mandiri, semacam
Corel trace dan Live Trace-nya Adobe Illustrator. Walaupun automatic,
kadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan, untuk hasil presisi, saya
lebih suka mengerjakan dengan tangan dan dibantu mouse, via
Illustrator.
Barangkali untuk menjawab pertanyaan, mengapa foto harus ditracing
lagi untuk menghasilkan style cartoon? Ya itu tadi, saya belum bertemu
plugin atau aplikasi yang benar-benar perfect hasilnya seperti yang
diharapkan.
Tracing bukanlah masalah menjiplak dalam arti sempit, tracing adalah
teknik penggambaran ulang baik manual atau digital. Dalam illustasi,
tracing adalah style yang membutuhkan kemampuan trace dan penguasaan
aplikasi grafis.
Ekspert dalam tracing, berarti lebih banyak waktu yang dihemat dalam
pengerjaan artwork. Dalam tracing, buang jauh idealisme art Anda,
berhadapan dengan klien seringkali mereka tak membahas masalah ini, yang
mereka permasalahkan adalah : kapan orderan saya selesai, deadline
sudah dekat nih.
sumber:
http://hobyt.wordpress.com/2009/10/10/tracing-tidak-selalu-identik-dengan-plagiat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar